Kepada Kamu

Awalnya, ini hanya perasaan kagum yang tak begitu aku pedulikan, tapi ternyata aku salah, hampir setiap malam percakapan yang kau selipkan lewat social media yang bernama whatsapp itu, mampu menyeretku ke perasaan yang dulu sangat ingin ku hindari ; cinta. Kamu membuka mataku dengan tindakan mu yang ajaib, dan caramu itu yang membuat diriku nyaman berada di dekatmu, sampai-sampai aku tak lagi paham alasan apa yang harus kujelaskan, mengapa aku bisa begitu menggilaimu.

Secara terang-terangan, aku tak pernah bilang cinta, namun selalu ku tunjukan rasa. Entah lewat perhatian atau pun caraku membangun percakapan. Tanpa kau sadari sepertinya.

Kamu berbeda dari yang lainnya. Kamu sederhana, apa adanya, dan begitu sulit untuk di tebak. Wajahmu bukan pahatan seniman kelas dunia ataupun bikinan pabrik yang jelas-jelas sempurna. Aku tak memikirkan bagaimana penampilanmu dan bagaimana caramu menata rambutmu. Aku mencintaimu karena begitulah kamu, kamu yang sulit ku tebak tapi begitu manis dalam beberapa peristiwa, Kamu yang menggemaskan dalam keadaan yang bahkan sulit ku jelaskan.

Dalam kehidupan nyata,
Aku masih ingat saat rambutmu basah karena terkena air wudhu, matamu yang tajam dan hidungmu yang mancung begitu saja menghipnotisku. Aku memang tak melakukan banyak hal selain diam-diam menatapmu dari kejauhan. Senyummu adalah bagian yang paling ku hafal. Setiap hari kunikmati senyum itu sebagai salah satu pasokan energiku.

Kalau kamu membaca ini, mungkin kamu akan tertawa kencang, dan bertanya-tanya kenapa kamu bisa di cintai oleh orang seperti ku. Aku terlalu aneh untuk sosok sempurna seperti kamu. Aku selalu merasa kecil di matamu, mungkin itulah sebab aku tak pernah ingin bilang bahwa aku mempunyai perasaan kepadamu. Dan itulah yang bisa kulakukan dalam rentan kurang lebih satu tahun yang lalu. Aku hanya bisa melirikmu, diam diam mencari tahu tentangmu, dan sembunyi dalam banyak tulisanku.

Dari aku penggemarmu,
seseorang yang mencintaimu, tanpa banyak ucap, namun dengan tindakan yang nyata.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Cinta Terbalas Sempurna

Saat Kau Lukai